Pada suatu hari di negara-negara bangsa nyamuk menggelar rapat tertutup yang di hadiri oleh sejumlah petinggi-petiniggi bangsa nyamuk. Mulai Presiden, Wakil Presiden negara nyamuk sampai jajaran kabinet menteriya. Seperti Mentri Pertahanan dan Keamanan (MENHANKAM) Panglima Besar (PANGBES), Menteri Sosial dan Kebudayaan (MENSOSBUD), Menteri Riset dan Teknologi (MENRISTEK) dan menteri-menteri bangsa nyamuk yang lain. Konon rapat tertutup tersebut membicarakan tentang persiapan agresi militer besar-besaran terhadap bangsa manusia.
Presiden : Musim hujan telah tiba sudara-saudara. Artinya, kita harus segera mempersiapkan segala kekuatan kita untuk melancarkan agresi militer tahunan kita terhadap bangsa manusia yang tak pernah mau mengakui keberadaan kita bangsa nyamuk. Bahkan mereka masih dengan bangga membantai saudara-saudara kita yang lemah dengan menggunakan sejumlah senjata kimia andalan mereka yang disebut “baygon, tiga roda, vape, hit, autan” dan senjata kimia lainnya. Bahkan senjata non kimia pun mereka gunakan untuk membantai bangsa kita, seperti halnya “raket listrik, pemukul” dan lain-lain.
Pangbes : Benar Pak Presiden ! Meskipun pada tahun-tahun sebelumnya kita bangsa nyamuk sudah sedikit banyak bisa membalas kekejaman mereka, dengan membunuh beberapa bangsa manusia, tetapi jumlah korban kita sangat tidaklah sepadan dengan jumlah korban bangsa manusia.
Presiden : Oleh karena itu saudara-saudara ! Kita tidak boleh menyerah dan mundur menghadapi mereka. Memang postur kita berbeda dengan bangsa manusia, tapi saya berharap itu tak jadi masalah dan kita tetap semangat juang untuk melancarkan agresi militer ini sampai generasi-generasi kita selanjutnya.
Menristek : Saya setuju sekali Pak Presiden ! Saya sebagai Mentri Riset dan Teknologi, telah menemukan ramuan khusus terbaru yang bisa kita jadikan senjata ampuh dalam agresi kita selanjutnya.
Mensosbud : Apa ramuan yang anda maksud itu saudara Meneristek ?
Menristek : Saya telah menemukan terobosan baru berupa minuman yang saya olah dari darah bangsa manusia seneiri. Setelah melalui proses kimia, minuman tersebut akan berubah jadi racun yang sangat mematikan. Sekali lagi sangat mematikan, bukan hanya menyebabkan korban merasa gatal atau bentol-bentol. Bahkan masa kontaminasinya tidak lagi harus kita tunggu berhari-hari, melainkan hanya dalam hitungan jam saja.
Presiden : Wah ! Bagus saudara Menristek. Tapi apakah tidak ada efek samping bagi setiap nyamuk yang minum ramuan itu ?
Menristek : Ada Pak Presiden. Tapi tidak terlalu jadi masalah. Malah menurut saya, efek samping itu akan menambah wibawa kita dipandangan bangsa manusia.
Menhan : Efek seperti apa yang saudara maksud ?
Menristek : Efeknya adalah nyamuk yang meminum ramuan ini beserta keturunannya akan berubah warna tubuhnya. Kalau kita ketahui bangsa nyamuk terdahulu tubuhnya berwarna polos, tapi peminum ramuan ini dan keturunannya akan berubah warna tubuhnya menjadi belang. Namun hebatnya racun mematikannya secara genetik langsung diwariskan pada setiap keturunan yang di telurkannya, tanpa harus meminum ramuan ini lagi.
Menhub : Kalau begitu itu bagus saudara Menristek dan Pak Presiden !. Berarti kita tidak usah-usah repot-repot lagi merancang pakaian seragam perang lagi. Karena warna belang itu sangat cocok sekali untuk menunjang strategi perang.
Presiden : Benar sekali saudara Menhub. Kemudian dengan perubahan warna tubuh mereka tadi, nama apa yang cocok kita berikan untuk menghargai semangat juang mereka ?
Menristek : Sesuai dengan gejala yang ditimbulkan oleh racun ini, ada nama yang sangat cocok kita berikan, yaitu “Aides Aegepty”.
Pangbes : Saya setuju sekali saudara Menristek. Tapi apa gejala yang ditimbulkan oleh ramuan ini saudara Menristek ? Bisakah anda menjelaskan pada kami. Agar kami bisa tahu kalau racun itu benar-benar berfungsi.
Menristek : Setelah kita masukkan racun ini melalui tusukan kita, gejalanya adalah, dalam hitungan jam korban akan mengalami demam dengan suhu badan yang sangat tinggi, hingga korban merasa lemas, kemudian akan timbul bintik-bintik merah pada sekujur badan korban. Sampai nanti beberapa pembuluh darah mereka akan mengalami kerusakan atau pendarahan. Dan tak lama kemudian korban akan mati.
Menhub : Tapi apakah bangsa sekitarnya tidak menyiapkan ramuan penawarnya ?
Menristek : Mungkin saja. Tapi selama penilaian saya bangsa manusia masih tidak punya kesadaran tentang kebersihan. Malah kecerdasan mereka cenderung tidak mereka gunakan. Oleh karena itu, kita harus menggunakankelemahan mereka itu dengan sebaik-baiknya. Yaitu dengan memaksimalkan proses perkembang biakan kita disampah-sampah, kaleng-kaleng, kamar mandi, kolam dan tempat air lainnya. Sehingga agresi militer kita sekarang dan selanjutnya benar berjalan dengan besar-besaran dan lebih menakutkan bangsa manusia. Kalau perlu menjadi momokbagi kehidupan mereka. Karena semakin banyak nyamukyang berhasil menancapkan racunnyapada satu korban, maka daya membunuh racunnyapun semakin berbahaya.
Pangbes : Benar ! Kemudian disamping kita harus merubah strategi kita. Yaitu kalau biasanya kita menyerang bangsa manusia pada malam hari, maka sekarang harus dirubah menjadi pada siang hari. Karena disiang hari bangsa manusia sedang sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing. Sehingga tidaklah mungkin menyiapkan perlawanan pada kita. Makanya kita utamakan agresi ini pada tempat-tempat umum dan keramaian.
PRESIDEN : Benar sekali saudara-saudara, saya sangat setuju terhadap pendapat saudara-saudara. Oleh karena itu, saya minta’ saudara Mentri Pertahanan dan Keamanan juga Panglima Besar untuk segera menyiapkan semua bala pasukan kita, untuk segera melancarkan agresi militer kita terhadap bangsa manusia yang saya putuskan “dimulai besok……! Kemudian saudara Mentri Riset dan Teknologi, saya minta anda segera menyiapkan ramuan beracunnya, agar besok sebelum bala pasukan berangkat racun-racun itu sudah siap diminum oleh setiap pasukan. Saudara Mentri Pertahanan, lancarkan agresi ini keseluruh wilayah barat, timur, selatan, dan utara. Sedangkan untuk dipusat saya serahkan sepenuhnya pada Panglima Besar. Dan rapat saya nyatakan “ditutup”.
Setelah Presiden Negara nyamuk memutuskan hasil rapat dan mengetok meja, maka rapat tertutup itupun segera selesai. Dan para petinggi bangsa nyamuk segera bergegas menyiapkan agresi militer besar-besaran sesuai keputusan Presiden.
Keesokan harinya diwarnai bunyi sirene pelepasan bala tentara nyamuk, Pak Presiden didampingi Wakil Presiden dan sejumlah mentri ikut melepasakan keberangkatan bala pasukan itu. Dan sangat mengharukan karena dengan senjata lengkap dan semangat juang, tampak diwajah setiap bala pasukan nyamuk itu kekuatan rasa balas dendam, seakan tak takut lagi menghadapi kematian.
Setelah satu minggu agresi itu berjalan. Presiden bangsa nyamuk yang sedang bersantai minum kopi didampingi ibu presiden dan pengawal kepresidenan di villa termasyhurnya. Mentri Pertahanan dan Keamanan melaporkan dalam Koran mingguan Negara nyamuk, bahwasannya dari semua target wilayah penyerangan, telah terdaftar ratusan jumlah bangsa manusia telah terbunuh oleh racun nyamuk yang telah disiapkan. Spontan Presiden tersenyum bangga mendengar laporan tersebut, seraya tetap berharap bangsa manusia tetap tidak punya ke sadaran tentang kebersihan. Dan juga tetap malas menggunakan kecerdasan akal pikiran mereka. Sehingga tidak pernah akan ada usaha bangsa manusia untuk melawan bangsa nyamuk, dan bangsa nyamuk tak pernah musnah dari muka bumi.
0 Responses to "Impian Bangsa Nyamuk"
Posting Komentar